Rabu, 16 November 2011

keluargaku yang kurindu

Silaturrahim ini dapat kulaksanakan di bulan Nopember 2011, karena kesibukanku yang menumpuk dan pekerjaanku dapat terselesaikan di akhir September 2011. Padahal rencana semula silaturrahim ini kulakukan lebaran idul fitri 2011 yang lalu.


Saat ibuku tercinta dinikahi oleh ayah tiriku, sekarang adik tiriku berjumlah Sembilan orang, berarti anak ibuku semuanya berjumlah sepuluh orang, karena aku cuma seorang diri terlahir kedunia ini yang lain ayah.
Ayah tiriku sangat baik padaku, sejak aku kecil kebaikannya tidak pernah berubah hingga kini aku telah mulai menginjak usia lima puluh tahun.
Aku dibesarkan oleh kakak ibuku sejak usia satu bulan, karena anak kakak ibuku satu-satunya telah meninggal dunia sebelum aku di asuh oleh kakak ibuku.

Adik ku tercinta sedang termenung sendiri di teras rumah ibuku, aku tak tahu apa yang sedang dia pikirkan, dia datang dari Banjar Baru mengendarai sepeda motor bersama istri dan dua orang anak laki-lakinya, mungkin dia kecapekan atau mungkin juga sedang ada yang ditunggu atau mungkin ada yang dipikirkan. Atau mungkin juga karena dia baru sembuh dari penyakitnya, dia dilahirkan pada bulan ramadhan tahunnya aku sudah lupa. Termenung bersandar dengan sebatang rokok ditangan, biarlah dia asyik dengan renungannya, karena setelah juhur dia akan ikut mengantarkan salah seorang keponakan kami yang akan menikah.
Antaran jujuran adalah bentuk tradisi adat banjar urang tua bahari, walaupun antaran jujuran ini tidak seperti urang tua bahari, namun paling tidak kami masih menjaga tradisi urang tua bahari saat melakukan antaran jujuran sebelum melangsungkan pernikahan. Saat ini kami lakukan antaran jujuran sekalian melangsungkan pernikahan, walaupun sebenarnya antaran jujuran urang tua bahari di iringi berbalas pantun namun kali ini kami tidak lakukan itu, karena memang yang ahli pantun sedang tidak ada ditempat, kalau mau pantun mengaradau sebenarnya bisa aja tapi kan tidak etis.


Yang unik pada barang antaran jujuran ini adalah anak pohon pisang digantungi duit kertas, maksudnya akupun tidak tahu, mungkin saja banyak makna yang tersirat dalam acara antaran jujuran ini.
Cukup lumayan jauhnya perjalanan antaran jujuran ini, dari rumah keponakanku di Kayu Tangi membawa antaran jujuran ke Pamangkih sebelah Gambut yang dilewati adalah banjar raya, tri sakti dan basirih, baru sesampainya di Pamangkih ditempuh dengan jalan kaki sekitar delapan ratus meter, karena mobil yang kami gunakan tidak dapat masuk menuju rumah mempelai perempuannya ini desebabkan jalan adalah merupakan galangan persawahan sekitar satu meter lima puluh senti saja, yang bikin capek bukan karena jauhnya tapi karena jalanan yang kami lalui pada macet merayappun susah.
 Sekitar jam tiga sore acara pernikahanpun dilangsungkan, sementara antaran jujuran diserahkan oleh para wanita dirumah sebelah, jadi acara ini berlangsung di dua rumah, rumah yang satu untuk acara antaran jujuran dan rumah yang satu lagi acara pernikahan.



Kebetulan persawahan belum pada tanam padi, karena masih dalam tahap pembersihan dan menunggu hujan turun baru tanam padi, udara disini memang bersih karena disekeliling rumah mempelai perempuan adalah lahan persawahan yang luas.
Setelah acara pernikahan selesai, bersandinglah kedua mempelai “ selamat menempuh hidup baru” asyik lho…………….



Keesokan pagi kami jalan santai dipinggir sungai Martapura, airnya yang mengalir deras masih seperti pada waktu kecilku, sekarang bisa dinikmati indahnya sungai Martapura dengan jembatan pasar lamanya sebagai pelengkap dokumentasi perjalananku di Banjarmasin.


Duta Mall tempat perbelanjaan di Kota Banjarmasin tidak jauh tempatnya dari Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. ku sempatkan untuk sekedar jalan-jalan kesana dimalam hari, sebenarnya Duta Mall tidak jauh dari rumah ibuku, karena kakiku terasa nyeri maka kuputuskan untuk naik becak aja.

Salah seorang cucu adikku dengan bapaknya, Dia masih takut jika melihat orang baru seperti aku, sedangkan cucu adikku yang satu ini memang tidak pernah merasa takut, coba perhatikan dia sedang berfose ………………….hehehehehehe.



Isteriku tercinta sedang duduk diruang tamu orang tua ku, giginya yang putih menghias bibirnya saat tersenyum.

Dalam perjalanan pulang ke Samarinda Kalimantan Timur aku masih sempat menikmati indahnya mesjid Martapura dari bus yang aku tumpangi, karena suasana sore itu cukup cerah.




Aku tak pernah merasa kecewa terhadap semua adik-adikku, mereka semua adalah adik-adikku yang sangat kusayangi, walaupun aku telah jauh di kampung sebelah, namun hatiku tetap selalu sayang kepada mereka semua.
Silaturrahim bersama ayah, ibu dan adik-adikku semua kulakukan karena rasa sayangku pada semuanya, semoga Allah selalu memberikan RidhoNYA kepada kita semua, Amin………………..

Sabtu, 13 Agustus 2011

nikmatnya perjalanan

Salah satu nikmat hidup yang diberikan Allah kepada kita adalah dapat melakukan perjalanan ketempat yang belum pernah kita bermukim, dapat melakukan perjalanan kekota sahabat merupakan anugerah dimana kita dapat melihat kehidupan yang beraneka ragam.
Bersekolah atau bekerja maupun cuma jalan-jalan keluar kota atau keluar pulau maupun kekampung termasuk juga masuk hutan mungkin akan dapat menempa jiwa kita, tentunya kita akan dapat melihat situasi yang berbeda dengan tempat kita bermukim.
Setelah melakukan perjalanan di kota atau di kampung sahabat kita, mungkin banyak sekali yang dapat diambil manfaatnya terutama untuk pribadi kita sendiri maupun untuk berbagi informasi kepada sahabat dan keluarga kita.
Sebagian perjalanan hidupku akan kusajikan pada kesempatan ini, sebelumnya aku mohon maaf jika dalam sajian ini kurang berkenan dihati saudara-saudaraku yang melihat dan membaca blog ini dengan kata lain ambil yang positif-positifnya saja yach.
Berikut ini perjalanan dari Kabupaten Nunukan ke Pulau Sebatik, menggunakan perahu bermesin bersama teman-temanku, sejak tahun 1983 tinggal di Kalimantan Timur baru tahun ini (2011) melakukan perjalanan ke Kabupaten Nunukan.


Dari Nunukan ke Pelabuhan Pulau Sebatik Barat ditempuh perjalanan sekitar 20 menit, menikmati keindahan alam bersama ayunan ombak sungguh suatu pemandangan laut yang indah.
Dari pelabuhan ini ku lanjutkan perjalanan menuju perbatasan Indonesia-Malaysia, dengan berkendaraan roda empat (mobil) perjalanan ku pun berlanjut.
Prasasti diperbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan

Para Petani di Pulau Sebatik adalah Pekebun Kelapa Sawit dan Kakao yang ulet.
Batas wilayah Indonesia-Malaysia adalah sungai kecil yang kusajikan berikut ini.
Sungai sebagai batas wilayah Indonesia-Malaysia, dibelakang adalah wilayah Malaysia.

Dibawah ini sebelah kiri sungai adalah wilayah malaysia dan sebelah kanan wilayah Indonesia


Dibawah ini disebelah kiri sungai adalah Wilayah Indonesia dan disebelah kanan sungai yang ada rumah penduduk adalah wilayah Malaysia.


Alhamdulillah sampai juga diperbatasan Malaysia


Jika kita melakukan perjalanan tentunya memerlukan biaya tergantung jauh dekatnya perjalanan yang kita lakukan, jika kita tidak dapat melakukan perjalanan yang jauh dengan biaya yang besar, perjalanan dengan jarak yang dekatpun sangat baik kita lakukan, misalkan perjalanan ke tempat sanak saudara atau sahabat kita atau yang lebih dikenal silaturrahim tentunya akan banyak hikmahnya buat keluarga kita.
Yang ku sajikan berikut ini adalah perjalanan ke Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, karena melakukan silaturrahim kerumah keluarga melewati Tenggarong, maka kesempatan ini tidak kusia-siakan untuk mengabadikannya, berikut ini dokumentasinya.
Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah ku, di tepi sungai mahakam yang tak pernah kering walau di musim kemarau.
Keindahan ditepi sungai Mahakam di Tenggarong

Jembatan Tenggarong menyeberangi sungai Mahakam


Bunga-bunga tertata rapi, tepian sungai Mahakam nan indah bersama hembusan angin sepoi-sepoi di Tenggarong kota Raja.
Taman di Tepian Sungai Mahakam yang rapi dan terawat, yuk jalan-jalan ke Tenggarong.
Capek jalan-jalan yuk kita ikut mancing di tempat saudara ku, tepatnya di Sungai Jembayan.

klo lagi mujur... hasil lumayan lho........
Mancing itu asyik lho.... santai dan menunggu rezki dari Allah sesuai umpan yang kita kaitkan pada pancing, masalah umpan bisa nyari sendiri atau beli.
Jika kita mau lakukan perjalanan masuk belukar juga nggak apa-apa kok, mungkin kita bisa nikmatin kicauan burung di hutan belukar disana kita juga bisa temukan hewan ciptaan Allah beraneka jenis burung yang sesekali hinggap di ranting pohon.
Berikut ini kita bisa nikmatin santai di hutan bambu wilayah kecamatan Loa Kulu yang berjarak sekitar 12 Km dari Tenggarong, sebenarnya hutan bambu ini tidak luas tidak lebih dari 1 Ha saja kok, tapi tempat ini asyik buat santai.
Kehutan Bambu ini harus bawa makanan sendiri, karena tidak ada warung yang jual makanan, jarak dari kecamatan Loa Kulu lebih kurang sekitar 2 Km, bisa naik sepeda motor.

Disebelah hutan bambu terdapat hutan belukar yang cukup luas, mungkin ada sekitar 30 Ha, lumayan jika masuk hutan belukar dengan jalan kaki, karena tidak ada kendaraan yang bisa masuk hutan belukar ini. sebenarnya hutan belukar ini dikelilingi oleh kampung, jadi kalau kita terus saja berjalan kaki pasti nggak bakalan tersesat.
Sebenarnya hutan belukar ini pernah di bangun kebun sekitar tahun 80 an, karena dibiarkan hingga dua puluh tahunan maka berubahlah menjadi hutan belukar.



Kata anak sekolahan Tadabur Alam, makudnya kita berusaha mensyukuri karunia dari Allah SWT, karena masih dapat menikmati keindahan alam ciptaan Allah SWT, dapat dilakukan dengan biaya paling murah dan menikmati hijaunya dedaunan juga merdunya kicauan burung-burung liar.





Sabtu, 28 Mei 2011

AKU DI BALI

Pertama kali aku ke Pulau Bali pada tahun 2005, sungguh sangat terlambat bagiku untuk menikmati ke Indahan Pantai Kuta di kala senja, namun aku sangat bersyukur karena perjalananku ke pulau Bali bukan biaya sendiri, melainkan di biayai, jika dengan biaya sendiri mungkin aku belum tentu bisa menikmati keindahan pantai Kuta.
Sungguh berbeda suasana Pulau Bali dari pada tempatku bermukim (di Samarinda), karena pulau Bali adalah tempat wisata bukan cuma bagi orang-orang bule melainkan juga bagi orang-orang seperti aku yaitu orang-orang diluar pulau Bali, penduduknya ramah-ramah, sopir taxinya banyak menceritakan tempat-tempat wisata.
sejak pagi hingga sore hari, banyak permainan selancar di Pantai Kuta dan jika senja tiba, turis-turis asyik menikmati indahnya sang mentari tenggelam.
Di Kuta

Sebenarnya aku jalan-jalan ke Bali cuma empat kali saja, tiga kali nginap dekat pantai Kuta sedang pada tahun 2009 aku nginap dekat Sanur, jika di Pantai Kuta yang paling asyik saat matahari tenggelam sedangkan di Sanur kita bisa menikmati terbitnya matahari pagi.
Sang mentari tenggelam di Pantai Kuta

Mentari terbit dapat kita nikmati di Sanur





Sanur di pagi hari


 Sore hari di Sanur



di Pantai Kuta

Panas mentari pagi menerpa wajahku di Sanur, kunikmati keindahan sanur di pagi hari, ini mungkin yang terakhir kali aku ke Bali.

Dibelakangku terlihat ombak laut menuju pantai Kuta



Dibelakangku adalah sahabatku dari Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, saat berada di Pantai Kuta.
Berikut ini adalah rekaman saat-saat menantikan sang mentari tenggelam yang kami nikmati dari Pantai Kuta, Bali, keindahan ini ku abadikan menggunakan seluler, karena aku sedang tidak membawa kamera.

karena kurekam cuma dengan seluler saja, maka hasilnya pun tidak begitu memuaskan. Semua yang kusajikan ini hanyalah untuk berbagi cerita saja, karena sebenarnya Indonesia ini banyak keistimewaan yaitu dengan keindahan alamnya, semoga saja bagi saudara-saudaraku yang belum pernah menikmati keindahan Pulau Bali yang terkenal dengan sebutan Pulau Dewata ini, dapat berkunjung dan menikmati keindahan alamnya bersama turis-turis manca negara.
Jika sajian ini kurang berkenan buat pembaca, aku mohon maaf karena keterbatasan pengetahuanku dalam cara menyajikan sesuatu yang sebenarnya sangat indah jika langsung dinikmati di Pulau Bali.