Kamis, 11 Oktober 2012

memasak nasi dalam kawah

Seperti biasanya sebagian adat tradisi orang banjar mengenang dua puluh lima hari meninggalnya saudara ataupun kerabat, begitu juga yang dilakukan oleh mertuaku........padahal ini hanyalah tradisi saja, bukan salah satu kewajiban, namun kenapa harus tetap dilakukan, akupun selalu bertanya-tanya dalam hati, mau tidak hadir pada acara tersebut ntar dibilang menantu tak tahu diri, sok ini...sok itu...maklumlah kalau sudah sama orang tua selalu aja salah...........atau mungkin juga salah yach.........ach biar ajalah, yg penting tidak membuat sang mertua dan keluarganya kecewa.
Mengawah adalah kebiasaan orang-orang banjar jika akan mengadakan suatu acara, acara kawinan maupun acara-acara lainnya, namun itu masih banyak dilakukan di kampung-kampung karena halaman sekitar rumah masih luas, sekarang sudah banyak catering-catering yang menjamur jadi kegiatan mengawah ini sudah tidak dilakukan lagi............
Biasanya memasak nasi maupun lauknya menggunakan kawah yang besar, karena tidak ada kawah yg besar saat ini kami lakukan dengan kawah yang kecil.
Kawah dengan air yang dididihkan terlebih dahulu............


 Setelah mendidih, baru beras yang sudah dicuci dimasukkan ke dalam kawah, ada dua macam pekerjaan memasak nasi di kawah, pertama sebagian orang memasak nasi hingga masak dan yang kedua ada yang melakukan tidak sampai masak kemudian di lanjutkan memasaknya di dalam sablukan (dandang).


 Sedangkan untuk memasak lauknya, juga dilakukan dalam kawah, baik itu menasak daging sapi, daging kambing, ayam.
Asyik juga lho kalau kita langsung kerjain sendiri..........hehehehehe



Nasi yang sudah setengah masak ini dilanjutkan memasak pada sablukan(dandang).

Yang berikut ini adalah memasak nasi dalam kawah hingga masak



 Memadar......kawah ditutup dengan daun pisang, biasanya kerak nasinya banyak lho.........


Demikianlah sekelumit ceritaku tentang memasak nasi dalam kawah............










Sabtu, 06 Oktober 2012

ULU WATU BALI

Perjalanan liburan bersama isteriku ke salah satu tempat wisata di pulau dewata, Bali kali ini membuat isteriku heran dan bertanya-tanya dalam hati, tempat apa ini ? itulah yang ada dalam pikiran isteriku.
 Begitu kami membeli tiket masuk, beberapa orang mengambil kain, ada yg lebar dan ada juga yang cukup untuk ikat pinggang, kucoba bertanya pada sopir....untuk apa? ambil selendang aja pak...jawab sopir sembari menyerahkan dua kain warna kuning yang berukuran kecil, wow.....!  kain ini sama seperti kain yang dipakai untuk sabuk para pesilat pikirku, satu lembar kuserahkan untuk isteriku, dia melihat aku mengikatkan kain pada pinggangku dan iapun mengikatkan pada pinggangnya.

Bagai wanita pesilat dengan sabuk kuning...wow...!
Ulu Watu salah satu tempat wisata dengan sendratari Rama dan Sinta, sebelumnya kami menikmati indahnya laut dari atas gunung.

Sambil menikmati matahari terbenam kami menyaksikan tari kecak cerita Rama dan Sinta, persiapan tari kecak, para pengunjung mengelilingi lapangan.
Nggak pernah ku hitung berapa jumlah personil tari kecak, mereka berkeliling, yang kudengar jelas hanya suara cakcakcak cakcakcak......suara-suara itu yg masih teringat jelas ditelingaku.


Seorang pendeta masuk ditengah kelilingan para penari kecak, mungkin juga membaca mantera atau do'a
Obor dinyalakan ditengah para pelakon tari kecak
Kayaknya rama dan shinta sedang memadu kasih...wow...ceritanya cinta sejati lho......


Kijang emas masuk.....wach...! gara-gara rama mengejar kijang emas inilah shinta ditinggal sendirian....




Mataharipun tenggelam diantara suara-suara tari kecak di Ulu Watu......Sayang aku tidak membawa Handycam, padahal cuaca sangat cerah dan keindahan sang mentari tenggelam dapat dinikmati secara sempurna.........
Gemuruh suara tari kecak menghantarkan tenggelamnya sang mentari di ufuk barat.......





Tenggelamlah sang mentari dengan sempurna, tanpa awan hitam membayangi.......








Hanoman menerima tugas mencari shinta yang hilang.............dengan membawa bukti sebingkai cincin dari rama.....







Hanoman di bakar dalam kobaran api......



Hanoman bebas dari kepungan kobaran api.....dan berhasil mengobrak abrik negara rahmana yang telah menculik shinta......

Begitulah catatan perjalananku berlibur bersama isteriku di Ulu Watu Bali...........

Tak bosan rasanya jika liburan di pulau dewata Bali, tempat wisatanya yang banyak dan selama liburan terasa nyaman dan aman..... Yuk kita liburan ke Pulau Bali..............