Jika kita memiliki waktu yang
luang isilah dengan mengingat Allah melalui ucapan, bacaan atau perkataan kita
dengan berzikir (mengucap zikir) maka diharapkan kita akan ingat sang khalik
Allah SWT sehingga membuat hati kita tentram. “Ingatlah, dengan zikir mengingat
Allah, hati akan tentram” (Surat Ar-Ra’d ayat 28).
Dua Puluh Tiga Manfaat
zikir mengingat Allah
- Mendapat ketenangan hati dan bebas dari
perasaan jengkel,kecewa, sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan (
Ar Raad 28)
- Dikeluarkan dari kegelapan dan kesempitan
hidup kepada cahaya terang benderang serta mendapat salam penghormatan
(sholawat) dari Allah dan para MalaikatNya (Al Ahzab 43)
- Terpelihara dan terhindar dari melakukan
perbuatan keji dan mungkar (Al Ankabut 45)
- Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya
syetan yang berusaha menyesatkan (An Nahl 99)
- Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai
kesulitan yang datang menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang
tidak pernah diduga, serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At
Thalaq 2-3)
- Dibukakan baginya pintu kemenangan,
diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang, ditambahkan baginya
berbagai kenikmatan hidup, ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi
pertolongan dengan kekuatan yang dahsyat. ( Al Fath 1-3)
- Selalu mendapat perhatian istimewa dari
Allah dimanapun ia berada , selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152)
- Terhindar dari beban hidup yang berat dan
tidak sanggup dipikul serta terhindar dari siksa dan azab yang melampaui
batas ( Al Baqarah 286)
- Diampuni segala dosanya, dihapuskan segala
kesalahannya dan diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul
khotimah) (Ali Imran 193)
- Mendapat kehidupan yang baik sampai datang
ajal yang telah ditetapkan (Hud 3, An-Nahl 97)
- Dibalasi dan dilipat gandakan amal
kebaikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (
An Nahl 96-97)
- Selalu disertai Allah dimanapun mereka
berada (Al Baqarah 153, Al Hadit 4)
- Mendapat pertolongan dari ribuan tentara
malaikat dalam menghadapi berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat
( Ali imran 124-125, Fushilat 30-31)
- Dimudahkan semua urusannya dan diberi
bimbingan menempuh jalan yang mudah (Al Lail 7, Al A’la
- Dibukakan baginya keberkahan dan pintu
rahmat dari langit dan bumi (Al A’raaf 96)
- Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut
oleh para malaikat dengan salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24,
Al Ahzab 44 )
- Mendapat kehidupan yang baik selama masa
menanti dialam barzakh ( Ali Imran 169)
- Memiliki wajah yang putih berseri dihari
berbangkit ( Ali Imran 106-107)
- Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya
terang dihari berbangkit ( Al Hadit 12-13 dan At Tahrim
- Menerima buku catatan amal dari sebelah
kanan dan dimudahkan saat dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah
19-21 )
- Memiliki timbangan kebaikan yang lebih
banyak dan berat (Al Qori’ah 6-7,Al A’raaf
- Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya
api neraka (Maryam 72-73, Al Lail 17)
- Dimasukan kedalam taman
syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az zumar 73)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hati,
dengan kerendahan hati dan penuh rasa takut dengan suara yang rendah, di waktu
siang maupun malam, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
(Al- Qur’an Surah Al-A’raf [7] : 205)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi Musa as : “Sesungguhnya Aku
hanya menerima shalat orang yang merendahkan diri terhadap ke-Agungan-Ku. Ia
sekalipun tidak pernah membesar-besarkan dirinya atas makhluk-Ku dan ia
senantiasa melazimkan hatinya dengan rasa takut kepada-Ku, menghabiskan siang
harinya dengan selalu berzikir kepada-Ku, dan mencegah dirinya dari segala
syahwat demi Aku.”
Zikir terbagi ke dalam
dua macam: zikir hati dan zikir lisan. Masing-masing keduanya mempunyai pijakan
dalil dari Al-Quran dan Sunnah. Berzikir dengan lisan bisa dilakukan dengan
melafalkan huruf perhuruf secara lantang (bersuara). Karenanya,d zikir jenis
ini tidak mudah untuk dipraktekkan dalam setiap saat. Sebab pada saat melakukan
jual beli di pasar dan yang sejenisnya sama sekali akan mengganggu seorang yang
sedang berzikir. Dengan demikian, otomatis lisannya akan berhenti berdzikir.
Berbeda halnya dengan zikir hati, yaitu berzikir dengan mengkonsentrasikan
diri pada suatu makna (di dalam hati) yang tidak tersusun dari rangkaian huruf
dan suara. Karenanya, seorang yang sedang berzikir jenis ini tidak akan
terganggu oleh apa pun juga.
Setiap saat hati dan
fikiran kita hanya dipenuhi oleh berbagai masalah kehidupan dunia. Mulai dari
masalah pekerjaan, masalah keluarga, wanita atau pria idaman hati, tekanan dan
problem hidup , trauma masa lalu dan lain sebaginya. Sedikit sekali waktu yang
tersisa untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah, bahkan kadang kala tidak
ada tempat sama sekali didalam hati dan fikiran untuk berdzikir mengingat
Allah.
Sebagian besar
menusia tertipu oleh kehidupan dunia.Mereka tertipu oleh kesombongan dirinya,
mereka merasa bangga dan takjub dengan kemampuan dirinya, mereka merasa tidak
butuh pada Allah. Mereka merasa mampu mengatasi segala macam masalah yang ada
dihadapan mereka dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri . Mereka merasa tidak
perlu melibatkan Allah dalam urusan mereka. Mereka menganggap menyediakan waktu
untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah hanya merupakan usaha sia- sia
dan membuang waktu percuma.
Sebenarnya tidak
demikian. Justru dzikir mengingat Allah itulah hal yang paling penting dan
utama dalam kehidupan kita. Allah telah memerintahkan kita untuk selalu ingat kepadaNya
dengan sebanyak banyaknya dimanapun kita berada, ketika berdiri, duduk dan
berbaring. Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat Qur’an sebagai berikut:
Hai orang-orang yang
beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab 41-42)
Maka apabila kamu telah
menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan
di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)
Dalam surat Adzariyat
ayat 56 bahkan Allah menjelaskan bahwa ia tidak menjadikan Jin dan manusia
melainkan untuk beribadah dan menyembahNya.
Syetan
telah memperdaya manusia sehingga mereka lupa kepada Allah, mereka hanya sibuk
memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Hati dan fikirannya dipenuhi oleh
berbagai masalah kehidupan dunia, mereka lupa untuk berzikir mengingat Allah
sepanjang waktu. Padahal dalam Al Qur’an Allah berulang ulang mengingatkan :
Janganlah
kalian termasuk orang yang lalai (dari mengingat Allah) (Al- A’raaf 205)
Beberapa
cara mengingat Allah
Berzikir
mengingat Allah merupakan masalah utama dan sangat penting dalam kehidupan kita
sebagai manusia. Orang yang meremehkan dan melalaikan masalah zikir mengingat
Allah , maka Allahpun akan melupakannya dan membiarkannya bergelimang dalam
kesulitan dan berbagai kerumitan hidup didunia maupun akhirat. Sebaliknya orang
yang selalu ingat padaNya dan tidak pernah lupa berzikir mengingat Allah maka
Allah akan memperhatikan semua hajat kebutuhannya dan melapangkan hidupnya
didunia maupun akhirat.
Ada
beberapa cara berzikir mengingat Allah yang disebutkan dalam Al Qur’an.
Pertama berzikir mengingat Allah dengan lidah atau lisan, kedua berzikir
mengingat Allah dengan anggota tubuh dan yang ketiga berzikir mengingat Allah
didalam hati dan fikiran.
Dzikir
dengan lisan
Zikir
dengan lisan dilakukan dengan banyak menyebut dan mengagungkan nama Allah
dengan ucapan lisan sebagaimana disebutkan dalam surat Al Isra ayat 110 :
Katakanlah:
“Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru,
Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah
jalan tengah di antara kedua itu” (Al Israak 110)
Kegiatan zikir dengan lisan ini bisa dilakukan seorang diri atau berjamaah. Misalnya
duduk berzikir membaca tahmid, tasbih, tahlil , asmaulhusna atau membaca
Qur’an seorang diri . Bisa juga membaca tahlil, tahmid, tasbih atau asmaulhusna
secara berjamaah. Membaca kalimat takbir ketika hari Raya idhul fitri atau
idhul adha termasuk pada kegiatan zikir berjamaah.
Zikir
dengan aggota tubuh
Zikir
dengan aggota tubuh dilakukan dengan berdiri , duduk atau berbaring ,
sebagaiman disebutkan dalam surat An Nisa ayat 103 diatas :
Maka apabila kamu
telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)
Pelaksanaan
shalat , tawaf dan sa’i termasuk dzikir dengan anggota tubuh. Zikir dilakukan
dengan menggerakkan anggota tubuh untuk berdiri, rukuk, sujud , berjalan atau
berlari . Ketika berdiri , rukuk atau sujud diringi dengan membaca doa , ayat
Qur’an atau kalimat zikir yang merupakan pujian atau mengagungkan nama Allah.
Demikian pula ketika tawaf, sya’i atau berjalan menggerakan tangan dan kaki
diikuti dengan membaca kalimat tasbih, tahmid, tahlil istighfar atau membaca
ayat Al Qur’an.
Shalat
merupakan pelaksanaan zikir dengan seluruh anggota tubuh sebagaiman disebutkan
dalam surat Thaha 14
Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Thaha 14)
Dalam
shalat kita menggerakan anggota tubuh melakukan gerakan rukuk, sujud duduk, dan
berdiri sambil membaca doa dan ayat Qur’an.
Zikir
didalam hati dan fikiran
Zikir
didalam hati atau fikiran merupakan zikir bathin yang tidak dapat diamati
secara fisik. Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja ketika
berdiri duduk dan berbaring tanpa diketahui oleh orang lain. Zikir dengan
fikiran disebutkan dalam surat Ali Imran 190-191
190- Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191- (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa
neraka.
(Ali Imran 190-191)
Pelaksanaan zikir dengan hati atau qolbu disebutkan dalam surat al A’Raaf ayat 205 sebagai
berikut :
Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai. (Al A’raaf
205)
Zikir
bathin ini umumnya dilakukan seorang diri , karena kegiatannya tidak bisa
diikuti atau diamati oleh orang lain. Duduk tafakur seorang diri atau I’tikaf
di masjid termasuk kedalam kegiatan ini.
Usahakan
dalam kegiatan sehari hari kita tetap melaksanakan berbagai kegiatan zikir
seperti tersebut diatas . Insya Allah hidup jadi aman , nyaman dan mudah.
Zikir
ditengah kesibukan sehari hari
Shalat
adalah kegiatan zikir yang telah ditetapkan waktu dan tata caranya minimal
kita melakukan kegiatan shalat lima kali dalam sehari semalam. Diluar shalat
yang lima waktu itu kita bisa melaksanakan kegiatan zikir lainnya, seperti zikir bathin atau zikir lisan. Diluar kegiatan shalat usahakan tetap menjaga
komunikasi dan hubungan dengan Allah setiap saat. Rasulullah banyak mengajarkan
beberapa doa yang dianjurkan dibaca setiap hari , seperti ketika bangun tidur, mau
ke kamar mandi, doa sebelum dan sesudah makan, doa keluar rumah , doa dalam
perjalanan dan lain sebagainya. Semua doa itu merupakan kalimat zikir yang
menjaga hubungan dan komunikasi kita dengan Allah.
Rasulullah
menyatakan keutamaan berzikir mengingat Allah ini dalam beberapa hadist
berikut ini :
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku
tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku.
Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia
mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang
lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan
mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya
sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan
berlari (HR Bukhari, Muslim , Ahmad)
Dari Abu Musa ra Nabi saw bersabda “ Perumpamaan orang orang yang berzikir
kepada Allah dan orang orang yang tidak berzikir kepada Allah,
seperti orang yang hidup dan orang yang mati (HR Bukhari, Muslim, Baihaqi).
Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda “ Ahli syurga tidak akan
menyesali apapun (didunia ini) kecuali atas waktu yang telah mereka lalui tanpa zikrullah didalamnya “ (HR Thabrani, Baihaqi)
Bagaimana
mungkin kita bisa berzikir mengingat Allah ditengah kesibukan kita sehari hari
?, jika kita mau tidak ada kesulitan untuk itu. Kendala utamanya hanyalah rasa
malas dan tidak istiqomah. Kegiatan berzikir sudah kita mulai sesaat ketika
kita bangun tidur. Perhatikan ketika bangun dari tidur apa yang kita ingat
lebih dahulu. Kebanyakan orang ketika bangun tidur yang terbayang didalam
fikirannya adalah kegiatan bisnis , pria atau wanita idamannya serta beban
pekerjaan yang sedang dihadapinya.
Lain
halnya dengan para pencinta zikir, sesaat ketika bangun tidur yang diingat
adalah Allah. Ketika baru bangun dari tidur ia akan mengucapkan doa yang
diajarkan Rasulullah : Alhamdulillahilladzi ahyyana ba’da maa amatana wa ilahin
nusyur…segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan (membangunkan) kami dari
mati (tidur) kami , dan kepadanyalah kami kembali. Selanjutnya ia mengucapkan
istighfar dengan sebanyak banyaknya.
Selanjutnya
ia akan memulai setiap gerak dan langkah yang dilakukan dengan menyebut nama
Allah didalam hati dan fikiran. Ada 99 asmaulhusna , sebutlah mana saja nama
yang disukai, ya Rahman, ya Rahim , ya Malik, ya Quddus, ya Jabbar, ya Aziz, ya
Hayyu, ya Qoyyum dan lain sebagainya. Sepanjang jalan ketika berjalan kaki ,
ketika duduk atau mengemudikan kendaraan, memasuki halaman kantor , memulai
duduk di tempat kerja ia tidak putus menyebut nama Allah didalam hati. Insya
Allah selama itu Allahpun akan menyebut namanya dihadapan majelis yang lebih
besar. Allah selalu memperhatikan hajat dan kebutuhan hambaNya selama ia ingat
padaNya. Dia selalu siap menolong hambaNya mengatasi berbagai kesulitan yang
datang. Hingga berbagai masalah kehidupan bisa dilalui dengan mudah . Allah
menjelaskan semua itu dalam surat Al Baqarah ayat 152
Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al
Baqarah 152)
Apa
saja masalah yang anda hadapi jangan lupa mengkomunikasikannya dengan Allah.
Ketika akan memulai pembicaraan bisnis dengan seseorang , mengikuti tender,
mengajukan penawaran barang atau jasa pada klien, mengajukan proposal dan lain
sebagainya jangan lupa mohon bimbingan dan petunjuk kepada Allah. Ucapkan
tasbih, tahlil , tahmid , istighfar atau asmaulhusna didalam hati terus
menerus.
Ketika
mendapat hal yang menggembirakan hendaklah bersyukur padaNya, sampaikan pujian
pada Allah atas kenikmatan dan kegembiraan yang didapat. . Ketika mendapat
ancaman atau mengalami kejadian yang buruk dan membahayakan diri berlindunglah
pada Allah. Insya Allah semua kegiatan tersebut sudah termasuk dalam kegiatan zikir harian
Demikianlah
aktifitas zikir harian yang sebenarnya mudah dilakukan namun sedikit sekali
orang yang mengerjakannya. Mungkin karena tidak tahu , kalaupun sudah tahu
penyakit malas sering menjadi kendala utama untuk melakukan kegiatan zikir
tersebut.
Mari
hidupkan hati dengan banyak berzikir pada Allah dimanapun berada ketika
berdiri, duduk dan berbaring, insya Allah semua urusan menjadi mudah dan ringan
karena Allah selalu ikut terlibat dalam semua urusan yang kita kerjakan.
Orang
yang jauh dari zikir mengingat Allah dijamin hidupnya selalu dirudung berbagai
masalah dan kesulitan. Hati tidak pernah nyaman dan tentram, hidup selalu
gelisah dan tertekan,berbagai masalah dan kesulitan bertubi-tubi datang
menghimpit. Di dunia hidup sulit diakhiratpun lebih sulit lagi.
Sebaliknya
orang yang selalu berzikir dalam kegiatan sehari hari dijamin oleh Allah
hatinya menjadi tenang nyaman dan tentram sebagaimana disebutkan dalam surat Ar
Ra’d 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d 28)
Berzikirlah mengingat Allah dengan hatimu tanpa bersuara, Tanpa diketahui
oleh orang lain dan tanpa ada lafal dan ucapan yang dikeluarkan, zikir jenis
ini adalah cara berzikir yang paling utama, Jenis zikir ini banyak diamalkan
oleh para tokoh
Allah Swt. berfirman, Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka (QS Al-Mujâdilah [58]: 22).
Dan firman-Nya, Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh
Allah untuk bertakwa (QS Al-Hujurât [49]: 3).
Firman-Nya pula, Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu (QS Al-A‘râf [7]:
20).
Yakni, berzikir di dalam hatimu. Ini berdasarkan firman Allah, Dan mereka
mengatakan pada diri mereka sendiri, “Mengapa Allah tiada menyiksa kita
disebabkan apa yang kita katakan itu?” (QS Al-Mujâdilah [58]: 8). Allah Swt.
berfirman pula, Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut (QS Al-A‘râf [7]: 55).
Dari ‘Âisyah r.a., beliau berkata bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, “Zikir
(dengan tak bersuara) lebih unggul daripada zikir (dengan bersuara) selisih
tujuh puluh kali lipat. Jika tiba saatnya hari kiamat, maka Allah akan
mengembalikan semua perhitungan amal makhluk-makhluk-Nya sesuai amalnya. Para malaikat
pencatat amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada
mereka, ‘Lihatlah apakah ada amalan yang masih tersisa pada hamba-Ku ini?’ Para
malaikat itu menjawab, ‘Kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami
ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya.’ Allah lalu berkata lagi (pada
hamba-Nya itu), ‘Kamu mempunyuai amal kebaikan yang hanya Aku yang
mengetahuinya. Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa
zikir dengan sembunyi (tak bersuara).” (HR Al-Baihaqî).
Dalam beberapa kitab yang memuat kompilasi hadis sahih, Nabi Saw bersabda,
“Allah Swt berfirman, ‘Aku ini (bertindak) sesuai dengan prasangka hamba-Ku
pada-Ku. Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di
dalam hatinya, maka Aku pun menyebutnya sendiri. Jika dia mengingat-Ku di
tengah-tengah orang banyak, maka Aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang
banyak yang lebih mulia daripada orang banyak saat ia mengingat-Ku.” (HR
Al-Bukhârî dan ahli hadis lainnya).
Abû ‘Awânah dan Ibnu Hibbân meriwayatkan dalam masing-masing kitab kumpulan
hadis sahih mereka, juga Al-Baihaqî sebuah hadis berikut, “Sebaik-baik zikir
adalah zikir dengan samar (khafî) dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki yang
mencukupi.” Nabi Saw. juga bersabda, “Zikir yang tidak terdengar oleh malaikat
pencacat amal (maksudnya zikir khafî) mengungguli atas zikir yang dapat
didengar oleh mereka (zikir jahrî) sebanyak tujuh puluh kali lipat.” (HR
al-Baihaqi). Menurut ulama yang mentakhrij hadis tersebut, hadis itu dinilai
sebagai hadis hasan li ghairihi. Hadis-hadis lainnya yang berbicara tentang
keutamaan zikir khafî masih banyak sekali.
Sebagian orang yang telah mencapai tahapan makrifat mengatakan, “Berzikir
dengan hati adalah pedangnya orang-orang yang meniti jalan ruhani. Dengan zikir
itu, mereka bisa membunuh habis musuh-musuh mereka dan menjadi tameng dari
bahaya-bahya yang merongrong mereka. Karena bahaya (musibah) yang datang pada
seorang hamba lalu hatinya kaget terperanjat dan langsung mengingat Allah, maka
itu akan mencegahnya dari segala sesuatu yang tidak diinginkannya.” Orang-orang
yang telah makrifat ini juga berkata, “Siapa saja yang diinginkan baik oleh
Allah, maka akan dibukakan penutup hatinya dan ditanamkan keyakinan di
dalamnya.”
Syaikh Abû Sa‘îd Al-Kharrâz berkata, “Jika Allah ingin menjadikan seorang
hamba sebagai kekasih-Nya, maka Dia akan membukakan pintu mengingat-Nya. Jika
hamba tersebut sudah merasa kelezatan dalam mengingat-Nya, maka Dia akan
membukakan pintu keakrakaban-Nya lalu diangkatlah hamba itu ke tempat yang
serba nikmat dan senang gembira. Setelah itu, Dia akan mendudukkan hamba
tersebut di atas kursi tauhid. Kemudian disingkapkan tirai yang menutupi-Nya.
Hamba itu lalu dimasukkan ke suatu ruangan khusus tersendiri. Di sanalah, ia
akan bisa melihat kebesaran dan keagungan-Nya. Ketika pandangannya tertuju pada
kebesaran dan keagungan-Nya, maka dia sudah tidak merasa lagi sebagai makhluk.
Karena saat itu ia telah menjadi masa yang fana. Lalu dia pun selalu berada
dalam lindungan-Nya dan merasa terbebas dari berbagai pengakuan-pengakuan
dirinya.”
Khâlid bin Ma‘dan berkata, “Seorang hamba pasti mempunyai dua mata di
mukanya yang digunakan untuk melihat fenomena dunia. Selain itu, ia juga memiliki
dua mata lagi yang terletak di dalam hatinya yang digunakan untuk melihat
fenomena akhirat. Ketika Allah menginginkan hamba tersebut menjadi orang yang
baik, maka Dia akan membukakan kedua mata hamba itu yang ada di dalam hatinya.
Dengan demikian, kedua mata hatinya itu mampu melihat rahasia-rahasia kegaiban
yang dijanjikan Allah. Lalu ketika Allah menginginkan hamba-Nya pada hal yang
sebaliknya (bukan kebaikan), maka Allah tidak memperdulikan apa yang ada di
dalam hatinya.”
Ahmad bin Hadhrawaih juga berkata, “Hati adalah wadah. Jika wadah itu penuh
dengan kebajikan, maka cahaya-cahaya kebajikan (yang ada di dalamnya) akan
keluar menyinari anggota-anggota tubuhnya. Jika wadah itu penuh dengan
kebatilan, maka kegelapan yang ada di dalamnya akan bertambah ketika sampai
pada anggota tubuhnya.”
Dzu Al-Nûn Al-Misrî berkata, “Satu jam dengan hati yang baik lebih utama
daripada ibadah seluruh manusia dan jin. Jika malaikat saja tidak masuk ke
rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau patung, maka bagaimana para pembawa
kebajikan itu mau masuk pada seseorang yang di dalam hatinya dipenuhi dengan
sesuatu selain Allah?!” Seorang agung yang telah menggapai tahapan makrifat,
Abû Al-Hasan Al-Syâdzilî berkata, “Sebiji atom amalan-amalan hati sama nilainya
dengan amalan-amalan lahiriyah (anggota tubuh) sebesar gunung.”
Berbeda halnya dengan zikir hati, yaitu berzikir dengan mengkonsentrasikan
diri pada suatu makna (di dalam hati) yang tidak tersusun dari rangkaian huruf
dan suara. Karenanya, seorang yang sedang berzikir jenis ini tidak akan
terganggu oleh apa pun juga. Berzikirlah mengingat Allah dengan hatimu tanpa
bersuara Tanpa diketahui oleh orang lain dan tanpa ada lafal dan ucapan yang
dikeluarkan Zikir jenis ini adalah cara berzikir yang paling utama. Juga karena
hati merupakan tempat pengawasan Allah, tempat bersemayamnya iman, tempat
bersumbernya rahasia, dan tempat bertenggernya cahaya. Hati yang baik akan
mengakibatkan jasad seluruhnya menjadi baik. Begitu juga hati yang buruk akan
berdampak menjadikan jasad menjadi buruk. Ini seperti yang telah dipaparkan
oleh Rasulullah Saw. Karenanya, seorang hamba tidak dikatakan mukmin, jika
hatinya tidak terpaut pada apa yang harus diimaninya. Begitu pula ibadah yang
menjadi tujuan tidak akan sah jika tidak menyertainya dengan niat (di dalam
hatinya).
Para imam sepakat bahwa semua pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tubuh
tidak akan diterima kecuali dengan peranan hati. Hati sendiri dapat berperan
(mampu berjalan sendiri) tanpa dituntun oleh anggota tubuh lainnya. Jika hati
sudah tidak berperan lagi, maka keimanan seseorang tidak akan diterima. Ini
disebabkan karena iman merupakan sikap pembenaran apa yang diimani oleh hatinya
dengan tulus. Allah Swt. berfirman, Mereka itulah orang-orang yang Allah telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka (QS Al-Mujâdilah [58]: 22). Dan
firman-Nya, Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah
untuk bertakwa (QS Al-Hujurât [49]: 3). Firman-Nya pula, Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu dalam hatimu (QS Al-A‘râf [7]: 20). Yakni, berzikir di dalam hatimu.
Ini berdasarkan firman Allah, Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri,
“Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” (QS
Al-Mujâdilah [58]: 8). Allah Swt. berfirman pula, Berdoalah kepada Tuhanmu
dengan berendah diri dan suara yang lembut (QS Al-A‘râf [7]: 55). Dari ‘Âisyah
r.a., beliau berkata bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, “Zikir (dengan tak
bersuara) lebih unggul daripada zikir (dengan bersuara) selisih tujuh puluh
kali lipat.
Jika tiba saatnya hari kiamat, maka Allah akan mengembalikan semua
perhitungan amal makhluk-makhluk-Nya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat
amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada mereka,
‘Lihatlah apakah ada amalan yang masih tersisa pada hamba-Ku ini?’ Para
malaikat itu menjawab, ‘Kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami
ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya.’ Allah lalu berkata lagi (pada
hamba-Nya itu), ‘Kamu mempunyai amal kebaikan yang hanya Aku yang
mengetahuinya. Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa
zikir dengan sembunyi (tak bersuara).” (HR Al-Baihaqî). Dalam beberapa kitab
yang memuat kompilasi hadis sahih, Nabi Saw bersabda, “Allah Swt berfirman,
‘Aku ini (bertindak) sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku. Aku selalu
bersamanya jika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam hatinya, maka
Aku pun menyebutnya sendiri. Jika dia mengingat-Ku di tengah-tengah orang
banyak, maka Aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang banyak yang lebih
mulia daripada orang banyak saat ia mengingat-Ku.” (HR Al-Bukhârî dan ahli
hadis lainnya). Abû ‘Awânah dan Ibnu Hibbân meriwayatkan dalam masing-masing
kitab kumpulan hadis sahih mereka, juga Al-Baihaqî sebuah hadis berikut, “Sebaik-baik
zikir adalah zikir dengan samar (khafî) dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki
yang mencukupi.”
Nabi Saw. juga bersabda, “Zikir yang tidak terdengar oleh malaikat pencatat
amal (maksudnya zikir khafî) mengungguli atas zikir yang dapat didengar oleh mereka
(zikir jahrî) sebanyak tujuh puluh kali lipat.” (HR al-Baihaqi). Menurut ulama
yang mentakhrij hadis tersebut, hadis itu dinilai sebagai hadis hasan li
ghairihi. Hadis-hadis lainnya yang berbicara tentang keutamaan zikir khafî
masih banyak sekali. Sebagian orang yang telah mencapai tahapan makrifat
mengatakan, “Berzikir dengan hati adalah pedangnya orang-orang yang meniti
jalan ruhani. Dengan zikir itu, mereka bisa membunuh habis musuh-musuh mereka
dan menjadi tameng dari bahaya-bahya yang merongrong mereka. Karena bahaya
(musibah) yang datang pada seorang hamba lalu hatinya kaget terperanjat dan
langsung mengingat Allah, maka itu akan mencegahnya dari segala sesuatu yang
tidak diinginkannya.” Orang-orang yang telah makrifat ini juga berkata, “Siapa
saja yang diinginkan baik oleh Allah, maka akan dibukakan penutup hatinya dan
ditanamkan keyakinan di dalamnya.”
Syaikh Abû Sa‘îd Al-Kharrâz berkata, “Jika Allah ingin menjadikan seorang
hamba sebagai kekasih-Nya, maka Dia akan membukakan pintu mengingat-Nya. Jika
hamba tersebut sudah merasa kelezatan dalam mengingat-Nya, maka Dia akan
membukakan pintu keakrakaban-Nya lalu diangkatlah hamba itu ke tempat yang
serba nikmat dan senang gembira. Setelah itu, Dia akan mendudukkan hamba
tersebut di atas kursi tauhid. Kemudian disingkapkan tirai yang menutupi-Nya.
Hamba itu lalu dimasukkan ke suatu ruangan khusus tersendiri. Di sanalah, ia
akan bisa melihat kebesaran dan keagungan-Nya. Ketika pandangannya tertuju pada
kebesaran dan keagungan-Nya, maka dia sudah tidak merasa lagi sebagai makhluk.
Karena saat itu ia telah menjadi masa yang fana. Lalu dia pun selalu berada
dalam lindungan-Nya dan merasa terbebas dari berbagai pengakuan-pengakuan
dirinya.” Khâlid bin Ma‘dan berkata, “Seorang hamba pasti mempunyai dua mata di
mukanya yang digunakan untuk melihat fenomena dunia. Selain itu, ia juga
memiliki dua mata lagi yang terletak di dalam hatinya yang digunakan untuk
melihat fenomena akhirat. Ketika Allah menginginkan hamba tersebut menjadi
orang yang baik, maka Dia akan membukakan kedua mata hamba itu yang ada di
dalam hatinya.
” Ahmad bin Hadhrawaih berkata, “Hati adalah wadah. Jika wadah itu penuh
dengan kebajikan, maka cahaya-cahaya kebajikan (yang ada di dalamnya) akan
keluar menyinari anggota-anggota tubuhnya. Jika wadah itu penuh dengan
kebatilan, maka kegelapan yang ada di dalamnya akan bertambah ketika sampai
pada anggota tubuhnya.
” Dzu Al-Nûn Al-Misrî berkata, “Satu jam dengan hati yang baik lebih utama
daripada ibadah seluruh manusia dan jin. Jika malaikat saja tidak masuk ke
rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau patung, maka bagaimana para pembawa
kebajikan itu mau masuk pada seseorang yang di dalam hatinya dipenuhi dengan
sesuatu selain Allah?!”
Abû Al-Hasan Al-Syâdzilî berkata, “Sebiji atom amalan-amalan hati sama
nilainya dengan amalan-amalan lahiriyah (anggota tubuh) sebesar gunung.
Berikut ini beberapa Zikir lisan berdasarkan Hadist
Bukhori/Muslim (Sabda Rasulullah SAW) :
1. SUBHAANALLAAH (100 kali)
arti : Maha Suci Allah
balasan : seribu hasanat (hapus seribu dosa).
2. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI (100 kali)
arti : Maha Suci Allah dan Maha Terpuji
balasan : diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.
3. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL
AZHIIM
arti : Maha Suci Allah dan Maha Terpuji, Maha Suci Allah dan Maha Agung
balasan : mendapat banyak amal kebaikan karena disukai Allah SWT.
4. SUBHAANALLAAH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA
ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR
arti : Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Tiada Tuhan Selain Allah dan
Allah Maha Besar
keutamaan : Ucapan yang Disukai Allah SWT daripada yang disinari matahari
(Dunia)
5. LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
arti : Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
manfaat : Sebagai harta simpanan di surga.
6. Membaca Salawat (1 kali)
balasan : Sepuluh Kali Rahmat
7. LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHDAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIRR (100 kali Dalam
1 Hari).
arti : Tiada tuhan selain Allah Yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya, baginya
kerajaan dan pujian, Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
balasan : sama seperti memerdekakan 10 budak, mendapat 100 kebaikan, minus 100
keburukan, dijaga dari syetan s/d petang hari.
8. ASTAGHFIRULLAAH AL AZHIIM WA ATUUBU ILAAIHI
(> 70 kali)
arti : Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertobat
kepada-Nya.
balasan : seribu hasanat (hapus seribu dosa).
Semoga Allah SWT Memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada Kita Semua,
Aamiin.
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan
kepada para pencari supaya mengingati-Nya:
“Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah
Baqaraah, ayat 198).
Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu
ke peringkat kesedaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh
mengingati-Nya menurut kadar keupayaan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan
zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah
kalimah “La ilaha illa Llah”.
Terdapat berbagai-bagai peringkat zikir dan
masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat
dan ada pula yang diucapkan secara senyap, dari lubuk hati. Pada peringkat
permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi.
Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada
hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kepada bahagian
rahsia-rahsia, pergi lagi kepada yang lebih jauh iaitu bahagian yang
tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang
tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya,
bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi
kenyataan bahawa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap di dalam
hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan di
dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir
adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan
keelokan Allah. Zikir pada tahap rahsia ialah melalui keghairahan (zauk) yang
diterima daripada pemerhatian rahsia suci itu. Zikir pada bahagian tersembunyi
membawa seseorang kepada:
“Di tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah
Qamar, ayat 55).
Zikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi
al-khafi – yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi – membawa
seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak.
Dalam kenyataannya tiada sesiapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang
yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan
kepada semua dan segala perkara.
“Dia mengetahui rahsia dan yang lebih tersembunyi”. (Surah Ta Ha, ayat
7).
Bila seseorang telah melepasi tahap
zikir-zikir tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir
dalam diri seseorang. Roh ini lebih tulen dan seni daripada roh-roh yang lain.
Ia adalah bayi kepada hati, bayi kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi
ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah
ia lahir bayi ini menggesa orang lain supaya mendapatkaan Zat Allah Yang Maha
Tinggi. Roh baharu ini yang dinamakan bayi kepada hati dan juga benih serta
keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang
mukmin yang tulen.
“Dia jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari
perintah-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki:. (Surah Mukmin, ayat 15).
Roh khusus ini dihantar daripada makam Yang
Maha Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat
Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang
hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa sahaja melainkan Zat Allah.
Nabi s.a.w bersabda, “Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang
yang inginkan akhirat. Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan
dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Zat
Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya”. Roh untuk yang hak.
Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya.
Apa sahaja yang kamu buat di sini zahir kamu
mestilah menurut jalan yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan
mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian
seseorang haruslah menyedari, mengingati Allah malam dan siang, zahir dan
batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah
adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan
sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu”. (Surah Nisaa’, ayat 103).
“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil
duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit dan
bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau’”. (Surah Imraan, ayat 191).
Rasulullah membuat
perumpamaan antara orang yang berdzikir mengingat Allah dengan orang yang tidak
berdzikir seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.
Insya Allah dengan
banyak berdzikir Allah akan memberi perlindungan dari berbagai kejahatan mahluk ciptaannya
yang terlihat maupun tidak terlihat, yang diketahui maupun tidak diketahui.
Ma'af jika ada
kekeliruan dalam setiap uraian zikir tersebut di atas.