Selasa, 27 November 2012

ZIKIR






Jika kita memiliki waktu yang luang isilah dengan mengingat Allah melalui ucapan, bacaan atau perkataan kita dengan berzikir (mengucap zikir) maka diharapkan kita akan ingat sang khalik Allah SWT sehingga membuat hati kita tentram. “Ingatlah, dengan zikir mengingat Allah, hati akan tentram” (Surat Ar-Ra’d ayat 28).

 
Dua Puluh Tiga Manfaat zikir mengingat Allah
  1. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel,kecewa, sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan ( Ar Raad 28)
  2. Dikeluarkan dari kegelapan dan kesempitan hidup kepada cahaya terang benderang serta mendapat salam penghormatan (sholawat) dari Allah dan para MalaikatNya (Al Ahzab 43)
  3. Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar (Al Ankabut 45)
  4. Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang berusaha menyesatkan (An Nahl 99)
  5. Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga, serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At Thalaq 2-3)
  6. Dibukakan baginya pintu kemenangan, diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang, ditambahkan baginya berbagai kenikmatan hidup, ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi pertolongan dengan kekuatan yang dahsyat. ( Al Fath 1-3)
  7. Selalu mendapat perhatian istimewa dari Allah dimanapun ia berada , selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152)
  8. Terhindar dari beban hidup yang berat dan tidak sanggup dipikul serta terhindar dari siksa dan azab yang melampaui batas ( Al Baqarah 286)
  9. Diampuni segala dosanya, dihapuskan segala kesalahannya dan diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul khotimah) (Ali Imran 193)
  10. Mendapat kehidupan yang baik sampai datang ajal yang telah ditetapkan (Hud 3, An-Nahl 97)
  11. Dibalasi dan dilipat gandakan amal kebaikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( An Nahl 96-97)
  12. Selalu disertai Allah dimanapun mereka berada (Al Baqarah 153, Al Hadit 4)
  13. Mendapat pertolongan dari ribuan tentara malaikat dalam menghadapi berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat ( Ali imran 124-125, Fushilat 30-31)
  14. Dimudahkan semua urusannya dan diberi bimbingan menempuh jalan yang mudah (Al Lail 7, Al A’la
  15. Dibukakan baginya keberkahan dan pintu rahmat dari langit dan bumi (Al A’raaf 96)
  16. Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut oleh para malaikat dengan salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24, Al Ahzab 44 )
  17. Mendapat kehidupan yang baik selama masa menanti dialam barzakh ( Ali Imran 169)
  18. Memiliki wajah yang putih berseri dihari berbangkit ( Ali Imran 106-107)
  19. Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya terang dihari berbangkit ( Al Hadit 12-13 dan At Tahrim
  20. Menerima buku catatan amal dari sebelah kanan dan dimudahkan saat dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah 19-21 )
  21. Memiliki timbangan kebaikan yang lebih banyak dan berat (Al Qori’ah 6-7,Al A’raaf
  22. Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya api neraka (Maryam 72-73, Al Lail 17) 
  23. Dimasukan kedalam taman syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az zumar 73)

 Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hati, dengan kerendahan hati dan penuh rasa takut dengan suara yang rendah, di waktu siang maupun malam, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al- Qur’an Surah Al-A’raf [7] : 205)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi Musa as : “Sesungguhnya Aku hanya menerima shalat orang yang merendahkan diri terhadap ke-Agungan-Ku. Ia sekalipun tidak pernah membesar-besarkan dirinya atas makhluk-Ku dan ia senantiasa melazimkan hatinya dengan rasa takut kepada-Ku, menghabiskan siang harinya dengan selalu berzikir kepada-Ku, dan mencegah dirinya dari segala syahwat demi Aku.”

Zikir terbagi ke dalam dua macam: zikir hati dan zikir lisan. Masing-masing keduanya mempunyai pijakan dalil dari Al-Quran dan Sunnah. Berzikir dengan lisan bisa dilakukan dengan melafalkan huruf perhuruf secara lantang (bersuara). Karenanya,d zikir jenis ini tidak mudah untuk dipraktekkan dalam setiap saat. Sebab pada saat melakukan jual beli di pasar dan yang sejenisnya sama sekali akan mengganggu seorang yang sedang berzikir. Dengan demikian, otomatis lisannya akan berhenti berdzikir.

Berbeda halnya dengan zikir hati, yaitu berzikir dengan mengkonsentrasikan diri pada suatu makna (di dalam hati) yang tidak tersusun dari rangkaian huruf dan suara. Karenanya, seorang yang sedang berzikir jenis ini tidak akan terganggu oleh apa pun juga.

 
Setiap saat hati dan fikiran kita hanya dipenuhi oleh berbagai masalah kehidupan dunia. Mulai dari masalah pekerjaan, masalah keluarga, wanita atau pria idaman hati, tekanan dan problem hidup , trauma masa lalu dan lain sebaginya. Sedikit sekali waktu yang tersisa untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah, bahkan kadang kala tidak ada tempat sama sekali didalam hati dan fikiran untuk berdzikir mengingat Allah.
Sebagian besar menusia tertipu oleh kehidupan dunia.Mereka tertipu oleh kesombongan dirinya, mereka merasa bangga dan takjub dengan kemampuan dirinya, mereka merasa tidak butuh pada Allah. Mereka merasa mampu mengatasi segala macam masalah yang ada dihadapan mereka dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri . Mereka merasa tidak perlu melibatkan Allah dalam urusan mereka. Mereka menganggap menyediakan waktu untuk berdialog dan berdzikir mengingat Allah hanya merupakan usaha sia- sia dan membuang waktu percuma.
Sebenarnya tidak demikian. Justru dzikir mengingat Allah itulah hal yang paling penting dan utama dalam kehidupan kita. Allah telah memerintahkan kita untuk selalu ingat kepadaNya dengan sebanyak banyaknya dimanapun kita berada, ketika berdiri, duduk dan berbaring. Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat Qur’an sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab 41-42)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)
Dalam surat Adzariyat ayat 56 bahkan Allah menjelaskan bahwa ia tidak menjadikan Jin dan manusia melainkan untuk beribadah dan menyembahNya.
Syetan telah memperdaya manusia sehingga mereka lupa kepada Allah, mereka hanya sibuk memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Hati dan fikirannya dipenuhi oleh berbagai masalah kehidupan dunia, mereka lupa untuk berzikir mengingat Allah sepanjang waktu. Padahal dalam Al Qur’an Allah berulang ulang mengingatkan :
Janganlah kalian termasuk orang yang lalai (dari mengingat Allah) (Al- A’raaf 205)
Beberapa cara mengingat Allah
Berzikir mengingat Allah merupakan masalah utama dan sangat penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Orang yang meremehkan dan melalaikan masalah zikir mengingat Allah , maka Allahpun akan melupakannya dan membiarkannya bergelimang dalam kesulitan dan berbagai kerumitan hidup didunia maupun akhirat. Sebaliknya orang yang selalu ingat padaNya dan tidak pernah lupa berzikir mengingat Allah maka Allah akan memperhatikan semua hajat kebutuhannya dan melapangkan hidupnya didunia maupun akhirat.
Ada beberapa cara berzikir mengingat Allah yang disebutkan dalam Al Qur’an. Pertama berzikir mengingat Allah dengan lidah atau lisan, kedua berzikir mengingat Allah dengan anggota tubuh dan yang ketiga berzikir mengingat Allah didalam hati dan fikiran.
Dzikir dengan lisan
Zikir dengan lisan dilakukan dengan banyak menyebut dan mengagungkan nama Allah dengan ucapan lisan sebagaimana disebutkan dalam surat Al Isra ayat 110 :
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Al Israak 110)
Kegiatan zikir dengan lisan ini bisa dilakukan seorang diri atau berjamaah. Misalnya duduk berzikir membaca tahmid, tasbih, tahlil , asmaulhusna atau membaca Qur’an seorang diri . Bisa juga membaca tahlil, tahmid, tasbih atau asmaulhusna secara berjamaah. Membaca kalimat takbir ketika hari Raya idhul fitri atau idhul adha termasuk pada kegiatan zikir berjamaah.
Zikir dengan aggota tubuh
Zikir dengan aggota tubuh dilakukan dengan berdiri , duduk atau berbaring , sebagaiman disebutkan dalam surat An Nisa ayat 103 diatas :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. ….(An Nisa 103)
Pelaksanaan shalat , tawaf dan sa’i termasuk dzikir dengan anggota tubuh. Zikir dilakukan dengan menggerakkan anggota tubuh untuk berdiri, rukuk, sujud , berjalan atau berlari . Ketika berdiri , rukuk atau sujud diringi dengan membaca doa , ayat Qur’an atau kalimat zikir yang merupakan pujian atau mengagungkan nama Allah. Demikian pula ketika tawaf, sya’i atau berjalan menggerakan tangan dan kaki diikuti dengan membaca kalimat tasbih, tahmid, tahlil istighfar atau membaca ayat Al Qur’an.
Shalat merupakan pelaksanaan zikir dengan seluruh anggota tubuh sebagaiman disebutkan dalam surat Thaha 14
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Thaha 14)
Dalam shalat kita menggerakan anggota tubuh melakukan gerakan rukuk, sujud duduk, dan berdiri sambil membaca doa dan ayat Qur’an.
Zikir didalam hati dan fikiran
Zikir didalam hati atau fikiran merupakan zikir bathin yang tidak dapat diamati secara fisik. Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja ketika berdiri duduk dan berbaring tanpa diketahui oleh orang lain. Zikir dengan fikiran disebutkan dalam surat Ali Imran 190-191
190- Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191- (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.                     (Ali Imran 190-191)
Pelaksanaan zikir dengan hati atau qolbu disebutkan dalam surat al A’Raaf ayat 205 sebagai berikut :
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.             (Al A’raaf 205)
Zikir bathin ini umumnya dilakukan seorang diri , karena kegiatannya tidak bisa diikuti atau diamati oleh orang lain. Duduk tafakur seorang diri atau I’tikaf di masjid termasuk kedalam kegiatan ini.
Usahakan dalam kegiatan sehari hari kita tetap melaksanakan berbagai kegiatan zikir seperti tersebut diatas . Insya Allah hidup jadi aman , nyaman dan mudah.
Zikir ditengah kesibukan sehari hari
Shalat adalah kegiatan zikir yang telah ditetapkan waktu dan tata caranya minimal kita melakukan kegiatan shalat lima kali dalam sehari semalam. Diluar shalat yang lima waktu itu kita bisa melaksanakan kegiatan zikir lainnya, seperti zikir bathin atau zikir lisan. Diluar kegiatan shalat usahakan tetap menjaga komunikasi dan hubungan dengan Allah setiap saat. Rasulullah banyak mengajarkan beberapa doa yang dianjurkan dibaca setiap hari , seperti ketika bangun tidur, mau ke kamar mandi, doa sebelum dan sesudah makan, doa keluar rumah , doa dalam perjalanan dan lain sebagainya. Semua doa itu merupakan kalimat zikir yang menjaga hubungan dan komunikasi kita dengan Allah.
Rasulullah menyatakan keutamaan berzikir mengingat Allah ini dalam beberapa hadist berikut ini :
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari (HR Bukhari, Muslim , Ahmad)
Dari Abu Musa ra Nabi saw bersabda “ Perumpamaan orang orang yang berzikir kepada Allah dan orang orang yang tidak berzikir kepada Allah, seperti orang yang hidup dan orang yang mati (HR Bukhari, Muslim, Baihaqi).
Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda “ Ahli syurga tidak akan menyesali apapun (didunia ini) kecuali atas waktu yang telah mereka lalui tanpa zikrullah didalamnya “ (HR Thabrani, Baihaqi)
Bagaimana mungkin kita bisa berzikir mengingat Allah ditengah kesibukan kita sehari hari ?, jika kita mau tidak ada kesulitan untuk itu. Kendala utamanya hanyalah rasa malas dan tidak istiqomah. Kegiatan berzikir sudah kita mulai sesaat ketika kita bangun tidur. Perhatikan ketika bangun dari tidur apa yang kita ingat lebih dahulu. Kebanyakan orang ketika bangun tidur yang terbayang didalam fikirannya adalah kegiatan bisnis , pria atau wanita idamannya serta beban pekerjaan yang sedang dihadapinya.
Lain halnya dengan para pencinta zikir, sesaat ketika bangun tidur yang diingat adalah Allah. Ketika baru bangun dari tidur ia akan mengucapkan doa yang diajarkan Rasulullah : Alhamdulillahilladzi ahyyana ba’da maa amatana wa ilahin nusyur…segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan (membangunkan) kami dari mati (tidur) kami , dan kepadanyalah kami kembali. Selanjutnya ia mengucapkan istighfar dengan sebanyak banyaknya.
Selanjutnya ia akan memulai setiap gerak dan langkah yang dilakukan dengan menyebut nama Allah didalam hati dan fikiran. Ada 99 asmaulhusna , sebutlah mana saja nama yang disukai, ya Rahman, ya Rahim , ya Malik, ya Quddus, ya Jabbar, ya Aziz, ya Hayyu, ya Qoyyum dan lain sebagainya. Sepanjang jalan ketika berjalan kaki , ketika duduk atau mengemudikan kendaraan, memasuki halaman kantor , memulai duduk di tempat kerja ia tidak putus menyebut nama Allah didalam hati. Insya Allah selama itu Allahpun akan menyebut namanya dihadapan majelis yang lebih besar. Allah selalu memperhatikan hajat dan kebutuhan hambaNya selama ia ingat padaNya. Dia selalu siap menolong hambaNya mengatasi berbagai kesulitan yang datang. Hingga berbagai masalah kehidupan bisa dilalui dengan mudah . Allah menjelaskan semua itu dalam surat Al Baqarah ayat 152
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al Baqarah 152)
Apa saja masalah yang anda hadapi jangan lupa mengkomunikasikannya dengan Allah. Ketika akan memulai pembicaraan bisnis dengan seseorang , mengikuti tender, mengajukan penawaran barang atau jasa pada klien, mengajukan proposal dan lain sebagainya jangan lupa mohon bimbingan dan petunjuk kepada Allah. Ucapkan tasbih, tahlil , tahmid , istighfar atau asmaulhusna didalam hati terus menerus.
Ketika mendapat hal yang menggembirakan hendaklah bersyukur padaNya, sampaikan pujian pada Allah atas kenikmatan dan kegembiraan yang didapat. . Ketika mendapat ancaman atau mengalami kejadian yang buruk dan membahayakan diri berlindunglah pada Allah. Insya Allah semua kegiatan tersebut sudah termasuk dalam kegiatan zikir harian
Demikianlah aktifitas zikir harian yang sebenarnya mudah dilakukan namun sedikit sekali orang yang mengerjakannya. Mungkin karena tidak tahu , kalaupun sudah tahu penyakit malas sering menjadi kendala utama untuk melakukan kegiatan zikir tersebut.
Mari hidupkan hati dengan banyak berzikir pada Allah dimanapun berada ketika berdiri, duduk dan berbaring, insya Allah semua urusan menjadi mudah dan ringan karena Allah selalu ikut terlibat dalam semua urusan yang kita kerjakan.
Orang yang jauh dari zikir mengingat Allah dijamin hidupnya selalu dirudung berbagai masalah dan kesulitan. Hati tidak pernah nyaman dan tentram, hidup selalu gelisah dan tertekan,berbagai masalah dan kesulitan bertubi-tubi datang menghimpit. Di dunia hidup sulit diakhiratpun lebih sulit lagi.
Sebaliknya orang yang selalu berzikir dalam kegiatan sehari hari dijamin oleh Allah hatinya menjadi tenang nyaman dan tentram sebagaimana disebutkan dalam surat Ar Ra’d 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d 28)

Berzikirlah mengingat Allah dengan hatimu tanpa bersuara, Tanpa diketahui oleh orang lain dan tanpa ada lafal dan ucapan yang dikeluarkan, zikir jenis ini adalah cara berzikir yang paling utama, Jenis zikir ini banyak diamalkan oleh para tokoh

Allah Swt. berfirman, Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka (QS Al-Mujâdilah [58]: 22).
Dan firman-Nya, Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa (QS Al-Hujurât [49]: 3).
Firman-Nya pula, Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu (QS Al-A‘râf [7]: 20).

Yakni, berzikir di dalam hatimu. Ini berdasarkan firman Allah, Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” (QS Al-Mujâdilah [58]: 8). Allah Swt. berfirman pula, Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut (QS Al-A‘râf [7]: 55).

Dari ‘Âisyah r.a., beliau berkata bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, “Zikir (dengan tak bersuara) lebih unggul daripada zikir (dengan bersuara) selisih tujuh puluh kali lipat. Jika tiba saatnya hari kiamat, maka Allah akan mengembalikan semua perhitungan amal makhluk-makhluk-Nya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada mereka, ‘Lihatlah apakah ada amalan yang masih tersisa pada hamba-Ku ini?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya.’ Allah lalu berkata lagi (pada hamba-Nya itu), ‘Kamu mempunyuai amal kebaikan yang hanya Aku yang mengetahuinya. Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa zikir dengan sembunyi (tak bersuara).” (HR Al-Baihaqî).

Dalam beberapa kitab yang memuat kompilasi hadis sahih, Nabi Saw bersabda, “Allah Swt berfirman, ‘Aku ini (bertindak) sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku. Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam hatinya, maka Aku pun menyebutnya sendiri. Jika dia mengingat-Ku di tengah-tengah orang banyak, maka Aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang banyak yang lebih mulia daripada orang banyak saat ia mengingat-Ku.” (HR Al-Bukhârî dan ahli hadis lainnya).

Abû ‘Awânah dan Ibnu Hibbân meriwayatkan dalam masing-masing kitab kumpulan hadis sahih mereka, juga Al-Baihaqî sebuah hadis berikut, “Sebaik-baik zikir adalah zikir dengan samar (khafî) dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki yang mencukupi.” Nabi Saw. juga bersabda, “Zikir yang tidak terdengar oleh malaikat pencacat amal (maksudnya zikir khafî) mengungguli atas zikir yang dapat didengar oleh mereka (zikir jahrî) sebanyak tujuh puluh kali lipat.” (HR al-Baihaqi). Menurut ulama yang mentakhrij hadis tersebut, hadis itu dinilai sebagai hadis hasan li ghairihi. Hadis-hadis lainnya yang berbicara tentang keutamaan zikir khafî masih banyak sekali.

Sebagian orang yang telah mencapai tahapan makrifat mengatakan, “Berzikir dengan hati adalah pedangnya orang-orang yang meniti jalan ruhani. Dengan zikir itu, mereka bisa membunuh habis musuh-musuh mereka dan menjadi tameng dari bahaya-bahya yang merongrong mereka. Karena bahaya (musibah) yang datang pada seorang hamba lalu hatinya kaget terperanjat dan langsung mengingat Allah, maka itu akan mencegahnya dari segala sesuatu yang tidak diinginkannya.” Orang-orang yang telah makrifat ini juga berkata, “Siapa saja yang diinginkan baik oleh Allah, maka akan dibukakan penutup hatinya dan ditanamkan keyakinan di dalamnya.”

Syaikh Abû Sa‘îd Al-Kharrâz berkata, “Jika Allah ingin menjadikan seorang hamba sebagai kekasih-Nya, maka Dia akan membukakan pintu mengingat-Nya. Jika hamba tersebut sudah merasa kelezatan dalam mengingat-Nya, maka Dia akan membukakan pintu keakrakaban-Nya lalu diangkatlah hamba itu ke tempat yang serba nikmat dan senang gembira. Setelah itu, Dia akan mendudukkan hamba tersebut di atas kursi tauhid. Kemudian disingkapkan tirai yang menutupi-Nya. Hamba itu lalu dimasukkan ke suatu ruangan khusus tersendiri. Di sanalah, ia akan bisa melihat kebesaran dan keagungan-Nya. Ketika pandangannya tertuju pada kebesaran dan keagungan-Nya, maka dia sudah tidak merasa lagi sebagai makhluk. Karena saat itu ia telah menjadi masa yang fana. Lalu dia pun selalu berada dalam lindungan-Nya dan merasa terbebas dari berbagai pengakuan-pengakuan dirinya.”

Khâlid bin Ma‘dan berkata, “Seorang hamba pasti mempunyai dua mata di mukanya yang digunakan untuk melihat fenomena dunia. Selain itu, ia juga memiliki dua mata lagi yang terletak di dalam hatinya yang digunakan untuk melihat fenomena akhirat. Ketika Allah menginginkan hamba tersebut menjadi orang yang baik, maka Dia akan membukakan kedua mata hamba itu yang ada di dalam hatinya. Dengan demikian, kedua mata hatinya itu mampu melihat rahasia-rahasia kegaiban yang dijanjikan Allah. Lalu ketika Allah menginginkan hamba-Nya pada hal yang sebaliknya (bukan kebaikan), maka Allah tidak memperdulikan apa yang ada di dalam hatinya.”

Ahmad bin Hadhrawaih juga berkata, “Hati adalah wadah. Jika wadah itu penuh dengan kebajikan, maka cahaya-cahaya kebajikan (yang ada di dalamnya) akan keluar menyinari anggota-anggota tubuhnya. Jika wadah itu penuh dengan kebatilan, maka kegelapan yang ada di dalamnya akan bertambah ketika sampai pada anggota tubuhnya.”

Dzu Al-Nûn Al-Misrî berkata, “Satu jam dengan hati yang baik lebih utama daripada ibadah seluruh manusia dan jin. Jika malaikat saja tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau patung, maka bagaimana para pembawa kebajikan itu mau masuk pada seseorang yang di dalam hatinya dipenuhi dengan sesuatu selain Allah?!” Seorang agung yang telah menggapai tahapan makrifat, Abû Al-Hasan Al-Syâdzilî berkata, “Sebiji atom amalan-amalan hati sama nilainya dengan amalan-amalan lahiriyah (anggota tubuh) sebesar gunung.”

Berbeda halnya dengan zikir hati, yaitu berzikir dengan mengkonsentrasikan diri pada suatu makna (di dalam hati) yang tidak tersusun dari rangkaian huruf dan suara. Karenanya, seorang yang sedang berzikir jenis ini tidak akan terganggu oleh apa pun juga. Berzikirlah mengingat Allah dengan hatimu tanpa bersuara Tanpa diketahui oleh orang lain dan tanpa ada lafal dan ucapan yang dikeluarkan Zikir jenis ini adalah cara berzikir yang paling utama. Juga karena hati merupakan tempat pengawasan Allah, tempat bersemayamnya iman, tempat bersumbernya rahasia, dan tempat bertenggernya cahaya. Hati yang baik akan mengakibatkan jasad seluruhnya menjadi baik. Begitu juga hati yang buruk akan berdampak menjadikan jasad menjadi buruk. Ini seperti yang telah dipaparkan oleh Rasulullah Saw. Karenanya, seorang hamba tidak dikatakan mukmin, jika hatinya tidak terpaut pada apa yang harus diimaninya. Begitu pula ibadah yang menjadi tujuan tidak akan sah jika tidak menyertainya dengan niat (di dalam hatinya).

Para imam sepakat bahwa semua pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tubuh tidak akan diterima kecuali dengan peranan hati. Hati sendiri dapat berperan (mampu berjalan sendiri) tanpa dituntun oleh anggota tubuh lainnya. Jika hati sudah tidak berperan lagi, maka keimanan seseorang tidak akan diterima. Ini disebabkan karena iman merupakan sikap pembenaran apa yang diimani oleh hatinya dengan tulus. Allah Swt. berfirman, Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka (QS Al-Mujâdilah [58]: 22). Dan firman-Nya, Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa (QS Al-Hujurât [49]: 3). Firman-Nya pula, Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu (QS Al-A‘râf [7]: 20). Yakni, berzikir di dalam hatimu. Ini berdasarkan firman Allah, Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” (QS Al-Mujâdilah [58]: 8). Allah Swt. berfirman pula, Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut (QS Al-A‘râf [7]: 55). Dari ‘Âisyah r.a., beliau berkata bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, “Zikir (dengan tak bersuara) lebih unggul daripada zikir (dengan bersuara) selisih tujuh puluh kali lipat.

Jika tiba saatnya hari kiamat, maka Allah akan mengembalikan semua perhitungan amal makhluk-makhluk-Nya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada mereka, ‘Lihatlah apakah ada amalan yang masih tersisa pada hamba-Ku ini?’ Para malaikat itu menjawab, ‘Kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya.’ Allah lalu berkata lagi (pada hamba-Nya itu), ‘Kamu mempunyai amal kebaikan yang hanya Aku yang mengetahuinya. Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa zikir dengan sembunyi (tak bersuara).” (HR Al-Baihaqî). Dalam beberapa kitab yang memuat kompilasi hadis sahih, Nabi Saw bersabda, “Allah Swt berfirman, ‘Aku ini (bertindak) sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku. Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam hatinya, maka Aku pun menyebutnya sendiri. Jika dia mengingat-Ku di tengah-tengah orang banyak, maka Aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang banyak yang lebih mulia daripada orang banyak saat ia mengingat-Ku.” (HR Al-Bukhârî dan ahli hadis lainnya). Abû ‘Awânah dan Ibnu Hibbân meriwayatkan dalam masing-masing kitab kumpulan hadis sahih mereka, juga Al-Baihaqî sebuah hadis berikut, “Sebaik-baik zikir adalah zikir dengan samar (khafî) dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki yang mencukupi.”

Nabi Saw. juga bersabda, “Zikir yang tidak terdengar oleh malaikat pencatat amal (maksudnya zikir khafî) mengungguli atas zikir yang dapat didengar oleh mereka (zikir jahrî) sebanyak tujuh puluh kali lipat.” (HR al-Baihaqi). Menurut ulama yang mentakhrij hadis tersebut, hadis itu dinilai sebagai hadis hasan li ghairihi. Hadis-hadis lainnya yang berbicara tentang keutamaan zikir khafî masih banyak sekali. Sebagian orang yang telah mencapai tahapan makrifat mengatakan, “Berzikir dengan hati adalah pedangnya orang-orang yang meniti jalan ruhani. Dengan zikir itu, mereka bisa membunuh habis musuh-musuh mereka dan menjadi tameng dari bahaya-bahya yang merongrong mereka. Karena bahaya (musibah) yang datang pada seorang hamba lalu hatinya kaget terperanjat dan langsung mengingat Allah, maka itu akan mencegahnya dari segala sesuatu yang tidak diinginkannya.” Orang-orang yang telah makrifat ini juga berkata, “Siapa saja yang diinginkan baik oleh Allah, maka akan dibukakan penutup hatinya dan ditanamkan keyakinan di dalamnya.”

Syaikh Abû Sa‘îd Al-Kharrâz berkata, “Jika Allah ingin menjadikan seorang hamba sebagai kekasih-Nya, maka Dia akan membukakan pintu mengingat-Nya. Jika hamba tersebut sudah merasa kelezatan dalam mengingat-Nya, maka Dia akan membukakan pintu keakrakaban-Nya lalu diangkatlah hamba itu ke tempat yang serba nikmat dan senang gembira. Setelah itu, Dia akan mendudukkan hamba tersebut di atas kursi tauhid. Kemudian disingkapkan tirai yang menutupi-Nya. Hamba itu lalu dimasukkan ke suatu ruangan khusus tersendiri. Di sanalah, ia akan bisa melihat kebesaran dan keagungan-Nya. Ketika pandangannya tertuju pada kebesaran dan keagungan-Nya, maka dia sudah tidak merasa lagi sebagai makhluk. Karena saat itu ia telah menjadi masa yang fana. Lalu dia pun selalu berada dalam lindungan-Nya dan merasa terbebas dari berbagai pengakuan-pengakuan dirinya.” Khâlid bin Ma‘dan berkata, “Seorang hamba pasti mempunyai dua mata di mukanya yang digunakan untuk melihat fenomena dunia. Selain itu, ia juga memiliki dua mata lagi yang terletak di dalam hatinya yang digunakan untuk melihat fenomena akhirat. Ketika Allah menginginkan hamba tersebut menjadi orang yang baik, maka Dia akan membukakan kedua mata hamba itu yang ada di dalam hatinya.

” Ahmad bin Hadhrawaih berkata, “Hati adalah wadah. Jika wadah itu penuh dengan kebajikan, maka cahaya-cahaya kebajikan (yang ada di dalamnya) akan keluar menyinari anggota-anggota tubuhnya. Jika wadah itu penuh dengan kebatilan, maka kegelapan yang ada di dalamnya akan bertambah ketika sampai pada anggota tubuhnya.
” Dzu Al-Nûn Al-Misrî berkata, “Satu jam dengan hati yang baik lebih utama daripada ibadah seluruh manusia dan jin. Jika malaikat saja tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau patung, maka bagaimana para pembawa kebajikan itu mau masuk pada seseorang yang di dalam hatinya dipenuhi dengan sesuatu selain Allah?!”
Abû Al-Hasan Al-Syâdzilî berkata, “Sebiji atom amalan-amalan hati sama nilainya dengan amalan-amalan lahiriyah (anggota tubuh) sebesar gunung.
 
Berikut ini beberapa Zikir lisan berdasarkan Hadist Bukhori/Muslim (Sabda Rasulullah SAW) :
1. SUBHAANALLAAH (100 kali)
arti : Maha Suci Allah
balasan : seribu hasanat (hapus seribu dosa).
2. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI (100 kali)
arti : Maha Suci Allah dan Maha Terpuji
balasan : diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.
3. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL AZHIIM
arti : Maha Suci Allah dan Maha Terpuji, Maha Suci Allah dan Maha Agung
balasan : mendapat banyak amal kebaikan karena disukai Allah SWT.
4. SUBHAANALLAAH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR
arti : Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Tiada Tuhan Selain Allah dan Allah Maha Besar
keutamaan : Ucapan yang Disukai Allah SWT daripada yang disinari matahari (Dunia)
5. LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
arti : Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
manfaat : Sebagai harta simpanan di surga.
6. Membaca Salawat (1 kali)
balasan : Sepuluh Kali Rahmat
7. LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHDAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIRR (100 kali Dalam 1 Hari).
arti : Tiada tuhan selain Allah Yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya, baginya kerajaan dan pujian, Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
balasan : sama seperti memerdekakan 10 budak, mendapat 100 kebaikan, minus 100 keburukan, dijaga dari syetan s/d petang hari.
8. ASTAGHFIRULLAAH AL AZHIIM WA ATUUBU ILAAIHI (> 70 kali)
arti : Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.
balasan : seribu hasanat (hapus seribu dosa).
Semoga Allah SWT Memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada Kita Semua, Aamiin.

 
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingati-Nya:
“Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah Baqaraah, ayat 198).

Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu ke peringkat kesedaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh mengingati-Nya menurut kadar keupayaan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “La ilaha illa Llah”.
Terdapat berbagai-bagai peringkat zikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara senyap, dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kepada bahagian rahsia-rahsia, pergi lagi kepada yang lebih jauh iaitu bahagian yang tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan bahawa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap di dalam hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir pada tahap rahsia ialah melalui keghairahan (zauk) yang diterima daripada pemerhatian rahsia suci itu. Zikir pada bahagian tersembunyi membawa seseorang kepada:
“Di tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 55).

Zikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi al-khafi – yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak. Dalam kenyataannya tiada sesiapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara.
“Dia mengetahui rahsia dan yang lebih tersembunyi”. (Surah Ta Ha, ayat 7).

Bila seseorang telah melepasi tahap zikir-zikir tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih tulen dan seni daripada roh-roh yang lain. Ia adalah bayi kepada hati, bayi kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah ia lahir bayi ini menggesa orang lain supaya mendapatkaan Zat Allah Yang Maha Tinggi. Roh baharu ini yang dinamakan bayi kepada hati dan juga benih serta keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang mukmin yang tulen.
“Dia jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari perintah-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki:. (Surah Mukmin, ayat 15).

Roh khusus ini dihantar daripada makam Yang Maha Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa sahaja melainkan Zat Allah. Nabi s.a.w bersabda, “Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat. Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya”. Roh untuk yang hak. Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya.
Apa sahaja yang kamu buat di sini zahir kamu mestilah menurut jalan yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyedari, mengingati Allah malam dan siang, zahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu”. (Surah Nisaa’, ayat 103).

“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit dan bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau’”. (Surah Imraan, ayat 191).

 
Rasulullah membuat perumpamaan antara orang yang berdzikir mengingat Allah dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan orang yang mati. 
Insya Allah dengan banyak berdzikir Allah akan memberi perlindungan dari berbagai kejahatan mahluk ciptaannya yang terlihat maupun tidak terlihat, yang diketahui maupun tidak diketahui.
Ma'af jika ada kekeliruan dalam setiap uraian zikir tersebut di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar